Pages

Accelerated Learning

Sebuah Laporan Buku Tentang Inovasi Pendidikan

Oleh: Hadi Rianto 

Gambaran Tentang Buku

Buku yang yang berjudul The Accelerated Learning Fieldbook (Panduan Belajar Cepat Untuk Pelajar dan Umum) merupakan sebuah buku yang menjabarkan tentang bagaimana membuat sebuah proses belajar dan mengajar tersebut menjadi lebih cepat, fleksibel, dan menyenangkan (making the instructional process Fast, Flexible and Fun).

Dalam buku ini Lou Russell menyajikan gaya enerjik dan pendekatan sistem yang tidak ternilai untuk mempercepat proses pembelajaran. Keahliannya dalam meramu berbagai temuan dan riset dengan contoh-contoh pribadi yang luar biasa informatif, di atas segalanya, langsung terasa manfaatnya. Dalam buku ini juga memberikan sebuah motto penyemangat bagi guru sebagai individu yang berperan penting dalam membina generasi muda. Motto tersebut adalah “Ajari Siswa-siswa Anda Untuk Bekerja Lebih Cerdas, Bukan Lebih Keras” dari motto yang di usung dari di terbitkannya buku ini dapat memberikan gambaran bahwa dengan membuat sebuah inovasi dalam proses pembelajaran maka guru dapat membelajarkan serta mengarahkan siswa untuk lebih cerdas dalam melakukan setiap aktivitasnya dalam menjalani kehidupan yang sedang dijalani.
 
The Accelerated Learning Fieldbook
Panduan Belajar Cepat Untuk Pelajar dan Umum 
By. Lou Russell
San Francisco: Jossey-Bass, 1999
Diterjemahkan Oleh : M. Irfan  Zakkie
Nusa Media Bandung, 2011
Halaman; 1 - 360

Analisis Isi Buku

Buku ini dibagi menjadi tiga bagian. Bagian Pendahuluan, pada BAB 1 membahas tentang menerima membutuhkan kerendahan hati yang barangkali tidak nyaman dan sulit untuk diwujudkan, sementara memberi mengandung resiko kesombongan yang sayangnya mudah sekali melekat pada setiap persepsi sempit setiap orang. Dalam buku ini menggambarkan pengertian pembelajaran cepat (Accelerated Leearning), mengapa pembelajaran cepat penting saat ini?, dan bagaimana menggunakan buku ini untuk memaksimalkan proses belajar yang sedang di alami.
Pembelajaran cepat (accelerated learning) dalam buku ini diartikan sebagai sebuah proses perubahan kebiasaan yang disebabkan oleh penambahan keterampilan, pengetahuan, atau sikap baru. Dengan kata lain mengubah kebiasaan dengan meningkatkan kecepatan belajar. Accelerated learning sangat baik digunakan dalam proses pembelajaran, hal ini tidak menutup kemungkinan karena dewasa ini siswa selalu disibukkan dengan kegiatannya sehingga proses belajar yang cepat, fleksibel dan menyenangkan sangat diperlukan. Jika accelerated learning di terapkan dengan baik maka akan dapat meningkatkan kemampuan belajar personal siswa, selanjutnya guru dapat menghargai perbedaan antara para pembelajar, aplikasi accelerated learning dapat menciptakan lingkungan yang maksimal bagi menciptakan keahlian personal.
Bagian satu dalam buku ini membahas mengenai cara-cara manusia belajar. Pada BAB 2, membahas tentang upaya untuk tidak menciptakan  program paling murah dan bijaksana, namun program yang paling cerdik dan memiliki gaung ekologis  yang melalui program tersebut setiap orang dapat memperoleh banyak manfaat. Pentingnya tujuan-tujuan belajar untuk memperoleh hasil belajar yang tahan lama. Orang yang mengetahui apa yang ingin ia pelajari akan mempelajarinya. Penyesuaian membutuhkan improvisasi, dan tidak ada dua kegiatan yang memiliki kemiripan. Penyesuaian barangkali terasa mengintimidasi, namun kita akan menemukan bahwa cara tersebut dapat meningkatkan kualitas belajar bagi guru dan peserta didik. BAB 3, membahas tentang bagaimana cara belajar untuk menyerap lebih banyak pengetahuan yang diperoleh. Ketika otak menyerap kompleksitas operasi dalam berfikir, pembelajar telah berada pada posisi yang lebih baik untuk membuat perubahan yang diperlukan dalam mengajarkan makna. Pada BAB 3 ini menyampaikan beberapa gaya belajar yang cenderung dilakukan oleh setiap orang (gaya belajar, Visual, Audio, dan Kinestetik). Pada bagian ini juga memberikan contoh-contoh manusia yang memiliki tingkah laku yang beragam, atau bertingkah sama namun masing-masing memiliki alasan-alasan yang berbeda.   BAB 4, belajar melalui seluruh kecerdasan anda, kecerdasan adalah kategori yang membantu kita menemukan perbedaan bentuk representasi mental; kecerdasan bukanlah karakterisasi dari apa yang disukai atau tidak disukai seseorang. pada bagian ini juga membahas bagaimana kemampuan seorang guru mengkomunikasikan proses belajar yang baru pada peserta didik, mengidentifikasi cara belajar yang baik, mengidentifikasi dan memikirkan kembali keyakinan pribadi guru yang dapat mengganggu jalannya proses pembelajaran, menyesuaikan kecenderungan agar dapat berkomunikasi dengan baik dan lebih efektif, dapat mengukur tingkat kefektifan proses belajar, dan dapat menciptakan rencana aksi mandiri untuk meningkatkan proses belajar pribadi dan kefektifan metode penyampaian yang digunakan guru dalam proses pembelajaran. BAB 5, Belajar dengan seluruh otak anda, kemampuan untuk menggunakan kekuatan mental kita dengan lebih penuh saat ini semakin penting. Perubahan berakselerasi dengan sangat cepat sehingga manusia tidak mampu lagi mengatasinya hanya dengan salah satu bagian otaknya saja. Pada bagian ini dibahas mengenai teori dominasi otak antara otak kanan dan otak kiri sehingga dominasi dari salah satu bagian otak tersebut sangat mempengaruhi kemampuan belajar seseorang. Dengan mengetahui bagai mana peran otak kita dalam bab inimenjelaskan juga bagaimana pengaruh Tritunggal otak sehingga sesorang dapat memaksimalkan kemampuannya dalam segala hal yang ia pelajari. BAB 6, Mengingat apa yang anda pelajari, ini merupakan pengaruh yang hebat dari pengasuhan, sekolah, persahabatan, kerja, dan pengalaman hidup pada umumnya yang membentuk pilihan mental kita, yang pada gilirannya menuntun kita untuk melakukan apa yang kita lakukan dengan cara kita. Kita menganggap ini sebagai sebuah pesan dari harapan karena jika kita bisa merubah apa yang sedang terjadi pada kita, kita juga dapat merubah diri kita. Pada bagian ini membahas  tentang proses ingatan (receive, filter, store, mengingat dan pemotongan informasi), kemudian memahami memori/ingatan mulai dari usia dan ingatan, memori orang lain, memori jangka pandek dan memori jangka panjang.
Bagian dua, dalam buku ini membahas cara sukses membangkitkan gairah dalam pembelajaran. Pada BAB 7, di bahas mengenai Anda adalah penghantar. Mengajar, seperti aktivitas manusia sebenarnya yang lain, muncul dari dalam diri seseorang, untuk sesuatu yang lebih baik atau malah sebaliknya belajar menjadikannya lebih buruk lagi. Pada bagian ini membahas bagaimana seorang guru memberikan label bagi segenap kegiatannya dalam pembelajaran, kemudian guru mengambil perannya dalam pembelajaran materi dan belajar bagaimana orang belajar, sehingga ia mampu menularkannya kembali pada peserta didiknya dengan tampilan yang lebih sederhana dan mudah dimengerti oleh siswa. BAB 8, Lingkungan menyelenggarakan pembelajaran, suatu ikhtiar yang paling mendesak dapat dicairkan dengan semangat bermain-main. Bagian bab ini membahas mengenai peran penciptaan lingkungan belajar yang didesain sedemikian rupa sehingga warna, pengaruh visual, tempat duduk, peralatan dan persediaan, kudapan (makanan ringan), irama belajar dan diri anda sendiri memiliki peranan penting dalam mempengaruhi motivasi psikologis belajar orang lain. BAB 9, Musik  untuk menyelenggarakan pembelajaran. Pada bab ini membahas bagaimana peran dari sebuah alunan musik yang memiliki pengaruh besar terhadap proses pembelajaran, musik yang tepat dapat menimbulkan suasana belajar yang positif oleh karena itu sebagai seorang guru harus benar-benar memahami manfaat musuk bagi peserta didiknya sehingga proses belajar yang monoton dan membosankan bisa berubah menjadi pembelajaran yang asyik dan menyenangkan. Untuk dapat merealisasikan bagaimana penggunaan musik dalam proses pembelajaran, maka guru harus mengetahui bagaimana musik bekerja mempengaruhi suasana pikiran seseorang. Musik dapat membantu seseorang untuk santai dan fokus ketika belajar. Melalui beberapa penelitian diperoleh hasil bahwa; untuk belajar dengan baik maka seorang individu harus mengaktifkan potensi otak kiri dan otak kanan. Dengan mendengarkan musik sebelum atau bahkan beriringan dengan proses belajar/pembelajaran, maka setidaknya siswa telah dipersiapkan untuk mengikuti proses belajar  dengan sebaik-baiknya. Beberapa peneliti percaya bahwa belajar sambil mendengarkan musik mempunyai beberapa keuntungan sebagai berikut:
1.      Membuat pelajar rileks dan megurangi stress
2.      Menambah energi belajar
3.      Meningkatkan konsentrasi dan rentang perhatian
4.      Meningkatkan jumlah informasi baru yang dapat diperoleh
5.      Memperkuat ingatan para pelejar
6.      Membantu perkembangan kreativitas dengan menstimuli otak kanan dan otak kiri
7.      Membantu memperdalam pemikiran dengan menstimuli otak kanan dan otak kiri
8.      Memfokuskan dan menyatukan sebuah grup ke dalam sebuah tujuan bersama
9.      Memberikan tiap individu suatu pelonggaran wakktu-masih ada waktu
10.  Meningkatkan perasaan harga diri positif
11.  Mengurangi kepenatan, masalah perhatian, dan masalah kedisiplinan
12.  Menenangkan pelajar yang kinestetik, yang kurang memperhatikan, atau yang hiper-aktif
13.  Menutup kegaduhan latar yang mengacaukan
Selain menjelaskan tentang manfaat dan kegunaan musik dalam proses belajar dan proses pembelajaran bagi dan dampaknya pada siswa, dalam bagian ini juga menjelaskan bagaimana menggunakan musik dan jenis-jenis musik yang tepat untuk digunakan dalam mengiringi proses pembelajaran.
Bagian Tiga, pada bagian ini membahas tentang Cara Sukses Menyelenggarakan Event Pembelajaran. Pada BAB 10, dibahas mengenai; Mengembangkan kegiatan-kegiatan belajar dengan cara mengenali pendengarnya (siswa), mengenali kebutuhan pembelajaran, menciptakan sasaran pembelajaran, menciptakan latihan-latihan, merangkai sasaran pembelajaran, membuat dan meramu materi pendukung dari beberapa sumber, dan yang terakhir melakukan evaluasi. BAB 11, menguraikan tentang; Menjual mimpi dalam hal ini sebelum melakukan proses pembelajaran yang telah direncanakan, maka seorang gugru harus terlebih dahulu; menjelaskan pembelajaran yang telah direncanakan, merancang visi dan misi pembelajaran, membuat strategi pembelajaran yang bervariasi dan menarik, dan merangcang hal-hal yang diperlukan ketika proses pembelajaran berlangsung. Dan terakhir adalah BAB 12 yang membahas tentang Perjalanan Belajar Anda Berlanjut, ketika siswa dan guru menemukan sebuah wilayah yang tak terjamah untuk digali, ketika sebuah jalan kecil di luar semak belukar terbuka dihadapannya, ketika pengalamannya disinari oleh kilatan cahaya-kehidupan-mengajar adalah pekerjaan terbaik yang dimiliki guru. Dalam bab ini memberikan banyak contoh-contoh tentang cara-cara memperhatikan ide-ide belajar yang terbaik bagi siswa. Pada bagian ini juga membahas mengenai perjalanan memperbaiki cara belajar, hal yang terenting adalah selalu memberikan semangat pada diri sendiri atas keberhasilan yang telah dicapai. Hal ini juga mengisyaratkan sekecil apapun keberhasilan yang diperoleh wajib kiranya bagi guruuntuk mengucapkan kata “Selamat” sehingga siswa tidak merasa kecil hati dan selalu termotivasi untuk terus dan terus belajar.

Kesimpulan

Pembelajaran cepat (accelerated learning) dalam buku ini diartikan sebagai sebuah proses perubahan kebiasaan yang disebabkan oleh penambahan keterampilan, pengetahuan, atau sikap baru. Dengan kata lain mengubah kebiasaan dengan meningkatkan kecepatan belajar. Accelerated learning sangat baik digunakan dalam proses pembelajaran, hal ini tidak menutup kemungkinan karena dewasa ini siswa selalu disibukkan dengan kegiatan-kegiatannya. Jika accelerated learning di terapkan dengan baik maka akan dapat meningkatkan kemampuan belajar personal siswa, selanjutnya guru dapat menghargai perbedaan antara para pembelajar, aplikasi accelerated learning dapat menciptakan lingkungan yang maksimal bagi menciptakan keahlian personal
Untuk memperoleh dampak belajar yang bertahan lama dalam ingatan, maka sebelum memulai suatu kegiatan belajar haruslah terlebih dahulu menentukan tujuan-tujuan belajar. Dalam hal ini, orang yang mengetahui apa yang ia pelajari akan mempelajarinya dengan menggunakan berbagai teknik untuk membuat prioritas tujuan-tujuan belajar.
Untuk meningkatkan proses belajar bagi peserta didik, rancangan kegiatan pembelajaran disusun sebaik-baiknya hal ini perlu dilakukan agar dalam penyampaian seluruh informasi dari guru dapat dilakukan dengan baik. Ini dapat dilakukan dengan penyajian informasi dengan menggunakan flipchart, over head proyector (OHP), poster yang beraneka warna, selanjutnya dengan sedikit memberikan stimuli dan perintah mencatat, siswa akan merasa ia mengalami kegiatan belajar itu secara langsung sehingga dengan sedikit ceramah dan tinjauan pada kemampuan/daya serap siswa terhadap informasi yang disampaikan dapat di ukur dengan sebaik-baiknya. Dari uraian tersebut sudah menggambarkan seluruh kegiatan belajar yang bersifat Auditori, Visual, dan belajar Kinestetik.
Gardner beranggapan bahwa banyak keterbatasan generik dalam kemampuan seseorang untuk menumbuhkan kecerdasan mereka, akan tetapi keterbatasan tersebut jarang dicapai. Lingkungan yang mengelilingi proses pembelajaran sangat berperan dalam pengembangan kecerdasan yang rendah. Oleh karena itu selain menciptakan kondisi belajar yang baik hendaknya seorang guru juga memperhatikan seberapa jauh tingkat kecerdasan yang dimiliki oleh peserta didiknya. Usaha baik dari semua itu adalah dengan mengoptimalkan segenap kemampuan/kecerdasan yang dimiliki siswa, berbekal potensi yang dimilikinya guru dapat terus melakukan inovasi belajar bagi peserta didiknya.
Kurangnya stimulus yang beragam yang diterima oleh otak manusia dapat menimbulkan kejenuhan dan kegelisahan. Otak sangat menyukai masukan yang beragam dan menarik oleh karena itu juga kemampuan guru dalam melakukan sebuah inovasi dianggap kurang menarik dan bahkan terkesan monoton dapat menyebabkan menurunnya tingkat antusias belajar siswa. Oleh karena itu sebagai seorang designer dan model yang selalu dianggap penuh dengan inovasi harus selalu tampil mengesankan dalam setiap kesempatan pertemuan baik di kelas maupun di luar kelas. Herrmann mengatakan bahwa manusia selalu menunjukkan kecenderungan untuk memproses sesuatu yang baru dengan satu atau gaya yang lain. Sebagai contoh orang yang cenderung berfikir dengan otak kiri, ia akan mendekati permasalahan dengan hati-hati (langkah demi langkah) dan secara analitis. Sementara orang yang cenderung menggunakan otak bagian kanan akan mendekati masalah secara holistik, dan memulainya dengan gambaran besar.
Ingatan akan pelajaran yang dipelajari adalah kunci bagi kesuksesan belajar. Menangkap, menyaring, menyimpan dan mengingat kembali dengan efisien adalah kompetensi utama dari seseorang. Untuk menyatukan buah pemikiran kita dengan orang lain, dalam hal ini antara guru dengan murid haruslah mempertimbangkan untuk menciptakan pernyataan misi pribadi (tujuan pada BAB 2) tentang peran anda sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Selanjutnya hal ini akan membantu guru dalam menghadapi proses pembelajaran selanjutnya. Kesamaan persepsi dan tujuan akan membuat siswa dan guru akan salaing melengkapi proses pembelajaran yang berlangsung karena keduanya sadar akan kebutuhan yang mereka butuhkan.
Lingkungan yang paling sempurna untuk pembelajaran cepat adalah lingkungan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dibutuhkan saat pembelajaran berlangsung dan tergantung pula pada fasilitas yang tersedia. Menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan adalah salah satu upaya untuk memberikan kesan bahwa belajar merupakan sesuatu yang memberikan nilai hiburan yang dibutuhkan seseorang.
Untuk memberikan kesan pembelajaran yang baik dan menyenangkan, tidak salah ketika seorang guru sesekali menggunakan alunan musik (instrumental, atau alunan musik yang disenangi siswa untuk merangsang kesiapan mental siswa untuk mengikuti proses pembelajaran. Pemilihan musik tidak serta merta membuat proses belajar menjadi semakin menyenangkan, malah bisa membuat kesiapan siswa menjadi menurun. Dari beberapa argumen mengenai penggunaan musik sebagai latar suasana proses pembelajaran menyatakan bahwa kondisi belajar dan kesiapan belajar siswa menjadi menngkat dan dapat pula meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami informasi-informasi pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Setelah memberikan kesan yang baik dan menyenangkan dalam proses pembelajaran, langkah selanjutnya adalah guru harus mengembangkan kegiatan-kegiatan pembelajaran, baik dalam bentuk mengoksplorasi materi pelajaran yang mendukung materi pelajaran yang hendak disampaikan, hal ini dapat dilakukan dengan memvariasikan materi dengan kebutuhan siswa dengan melakukan kegiatan eksplorasi ke lingkungan dimana siswa berada baik di lingkungan masyarakat tempat siswa tinggal dan di lingkungan sekolah. Selain itu pula agar pelaksanaan kegiatan pembelajaran berlangsung dengan baik, ada beberapa hal yang hendak diperhatikan oleh guru, yaitu; 1) mengenali siswa-siswanya, 2) mengenali kebutuhan siswa-siswanya, 3) menciptakan sasaran pembelajaran yang hendak dicapai, 4) mebuat latihan-latihan, 5) menciptakan rangkaian sasaran-sasaran pembelajaran, 6) meramu materi-materi yang mendukung proses pembelajaran, dan yang terakhir adalah melakukan evaluasi di setiap akhir kegiatan pembelajaran.
     Konsistensi merupakan harga yang sangat mahal harus dibayar oleh seorang guru,dengan konsisten terhadap segala hal yang pernah diucapkan/dijanjikan kepada siswa hendaknya harus dipenuhi. Apapun yang disampaikan pada pertemuan minggu lalu harus disampaikan pada pertemuan selanjutnya dengan bahasan yang lebih sederhana. Hal ini sangat diperlukan karena selain menepati sebuah perkataan guru juga telah membuat sebuah ulasan materi  sebelumnya dan ini dapat juga dikatan sebagai pengulangan kedua (Apersepsi), ini juga merupakan salah satu upaya guru dalam mencari informasi terhadap kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran. 
    Pada setiap akhir pelajaran selain melakukan evaluasi guru juga harus senantiasa memberikan motivasi belajar pada siswanya, tidak menutup kemungkinan bahwa hal tersebut bisa menjadi sebuah vitamin pada bagi siswa untuk terus memacu dirinya dalam mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan dirinya. Dan 1 hal yang mungkin jarang atau bahkan telah terlupakan saat sekarang ini adalah jarang sekali seorang guru memberikan pujian kepada siswa terhadap hasil terkecil yang diperoleh siswanya. Dari segala uraian tersebut diatas, maka dapatlah dirumuskan bahwa dalam menciptakan pembelajaran yang cepat, fleksibel dan menyenangkan ternyata tidaklah sulit dan hal tersebut dapat dilaksanakan dengan beberapa langkah yang akan disusun secara sistematis sebagai berikut:
  1. Membuat sebuah kesepakatan/konsensus pada diri pribadi dan orang lain terhadap hal yang ingin dipelajari
  2. Menentukan tujuan yang hendak dicapai
  3. Mengetahui cara belajar setiap peserta didik
  4. Berupaya menanamkan misi bahwa belajar adalah untuk menyerap banyak informasi
  5. Menggunakan seluruh kecerdasan untuk belajar
  6. Berupaya mengingat segala hal yang telah dipelajari
  7. Membangkitkan semangat untuk belajar
  8. Menciptakan lingkungan pembelajaran yang menyenangkan
  9. Mengembangkan kegiatan-kegiatan pembelajaran
  10. Merancang visi dan misi pembelajaran selanjutnya
  11. Memberikan pujian pada diri sendiri atau orang lain pada hal sekecil apapun yang telah diperoleh.
  12. Dari  rentetan kegiatan pembelajaran (accelerated learning) tersebut di atas semoga dapat membantu guru dalam memberikan imajinasi berfikir dalam mengembangkan keterampilan mengajarnya, memahami hakikatnya sebagai guru, dan mampu menciptakan generasi muda bangsa yang cerdas dalam berfikirdan bekerja, bukan menjadi seseorang yang selalu keras dalam berfikir dan bekerja.



Referensi Book
Anderson, O., Marsh, M., and Harvey, A. Learn with the Classics. San Francisco: LIND lnstitute, 1999. (D, L)
Arch, D. Tricks for Trainers. Minneapolis: Resources for Organizations, 1993. (D)
Arch, D., and Pike, B. First lmpressrons. Minneapolis: Resources for Organizations, 1993. (D)
Arch, D., and Pike, B. Losting lmpressions. Minneapolis: Resources for Organizations, 1993.
Armstrong, T. Seven Kinds of Smart: ldentifying and Developing Your Mony Intelligences. New York: Penguin Books, L993. (L)
Birren, EColor Psychology and ColorTheropy. Secaucus, N.J.: Citadel Press, 1961. (D)
Buzan, T lJse Both Sides of Your Brain. New York: Dutton, L983. (L)
Campbell, D. G. 700 Ways to lmprove Teaching Using Your Voice and Music. Tucson, Ariz.: Zephyr Press, 1992. (D)
Campbell, D., and Brewer, C. Rhythms of Learning. Tucson, Ariz.: Zephyr Press, 1991. (1-), L)
Campbell, L., Campbell, B., and Dickinson, D. Teoching and Learning Through Multiple Intelligences. Seattle: New Horizons for Learning, 1992. (D, L)
Chapman, C. lf the Shoe Fits . . . How to Develop Multiple Intelligences in the Classroom. Palatine, lll.: lRl/Skylight, 1993. (D)
Cowley, G., Underwood, A., Springen, K., and Gegax, T "Tested Your Memory Lately?" Newsweek, June 15, 1998, pp. 50-51-. (L)
Dhority, L. The ACT Approach. Bremen, Germany: PLS Publishing, 199L. (D, L)
Dickinson, D. Creating the Future. Aylesbury Bucks, U.K.: ALS, 1991-. (D, L)
Durk, R. "An lnterview with Howard Gardner." Mindshift connection,Apr. 1997, p. 1.(L)
Edwards, B. Drawing on the Right side of the Brain. New york: st. Martin,s press, 1988. (L)
Forbess-Greene, S. The Encyclopedio of tcebreokers. san Francisco: Jossey-Bass/Pfeiffer,1983. (D)
Frender, G. Learning to Learn. Nashville, Tenn.: lncentive publications, 1990. (L)
Frick, D. M., and spears, L. c. (eds.). on Becoming a servant Leader: The private Writings of RobertK Greenleaf. San Francisco: Jossey-Bass, 1996. (L)
Gardner, H. Framesof the Mind. Newyork: Basic Books,1995. (L)
Gardner, H. Multiple lntelligences. New york: HarperCollins, 1993. (L)
Gardner, H. Are There Additional lntelligences? The cose for Naturalist, spiritual, and Exis lntelligences. (White paper.). 1996. (L)
Goleman, D. Emotional lntelligence. New york: Bantam press, 1997. (L)
Graham, R. J., and Englund, R.L. creoting on Environmentfor successful projects. San Fran Jossey-Bass, 1997. (D)
Greenleaf, Robert K. Essay: servant as Leoder.lndianapolis: The Greenleaf center for Serve Leadership, 1977.
Greenleaf, Robert K. servont Leodership: A Journey into the Nature of Legitimate Power and Greatness. Mahwah, N.J.: paulist press, 1977.
Greenleaf, Robert K. on Becoming o Servant-Leader. San Francisco:Jossey-Bass, 1996.
Grinder, M., and Grinder J. The Educotionol conveyor gelf. portland, oreg.: Metamorphous Press, 1991. (L)
Hale, J. The Performonce consultant's Fieldbook. san Francisco: Jossey-Bass/Pfeiffer, 1998. (D)
Healy, J. Endangered Minds. New york: Simon & Schuster, 1990. (L)
Heinich, R., Molenda, M., and Russell, J. D. lnstructional Media. New york: Macmillan, 1989. (L))
Herrmann, N. rhe creative Brain. Lake Lure, N.c.: Ned Herrmann Group, 1995. (D, L)
Herrmann, N. rhe whole Broin Business Book. New york: McGraw-Hill, 1996. (L)
Hersey, W.D. Btueprintsfor Memory. New york: AMACOM, 1gg0. (L)
Jensen, E. Superteaching. Del Mar, calif.: Turning point for Teachers, 1998. (D, L)
Jensen, E. Broin Bosed Learning and Teaching. Del Mar, callf.: Turning point, 1995. (D, L)
Jones, L. B. The Pofh. New York: Hyperion press, 1999. (L)
Karten, lrl. "lnfluence: Science and Practice ." Perceptions and Realities, L995, 1(3),8. {D, L)
Kawasaki, G. Selting the Dream: How to Promote Your Product, Company, orldeas-and Make a Difference-Llsing Everyday Evongelism. New York: Harper Business, 1992. (D)
Kearns, D. T., and Doyle, D.P.Winningthe Brain Roce. san Francisco: ICS Press, 1e8s. (l-)
Kline, P. The Everydoy Genius. Arlington, Va': Great Ocean, 1988' {L} Kolb, D. A. ExperientialLearning. upper saddle River, N.J.: Prentice-Hall, 1984. (L)
Larson, K"The Trainer's Handbaok. San Francisco: Jossey-Bass/Pfeiffer, 1998' (D)
Lawler, M., and Handley, P.The Creative Trainer. Berkshire, U.K.: McGraw-Hill, 1ss6. (D)
Lazear, D. Seven Woys of Knowing. Palatine, lll': lRl/Skylight, 1991' (D' L)
Lazear,D- Seven Pathways of Leorning. Tucson, Ariz.: Zephyr Press, 1994. (D, L)
Lozanov, G. Suggestology and Outlines of Suggestopedio' Newark' N'J': Gordon and Breach Scienc Publishers, L978. (D, L)
Mager, R. E Measuring lnstructionol lntent. Belmont, calif.: Fearon Pitman, 1s73. (L)
Mager, R. E "Why I Wrote. . . ." NSPI Journal, Ocl" 1976' (D, L)
Mager, R. Preparing lnstructionol obiectives. Atlanta: center for Effective Performance;1997. (D)
Margulies, N. Mapping Inner Space.Tucson, Ariz': Zephyr Press' 1991' (D' L)
Margulies, N. Yes, You Can . . - Drsw! Aylesbury Bucks, U'K': ALS, 199L' (L)
Margulies, N. lnside Brian's Broin. Tucson, Ariz.: Zephyr Press, 1997. (L)
McPhee, D. Limitless Learning-Tucson, Ariz.: Zephyr Press, 1996' (D' L)
Nawa, P. "Letter to the Editor." lndianapolis Star, Jan' 15, 1998' (D' L)
Newstrom, J. W, and scannell, E. Gomes Trainers Ploy. New York: McGraw-Hill, 1e80.(D)
Nonaka, 1., Takeuchi, H., and Takeuchi, H. The Knowledge-creoting compdny:
How Japanese companies create the Dynamics of lnnovation. New York: Oxford UniversitY Press, 1995. (L)
ostrander, s., schroeder, L., and ostrander, N. super-leorning. New York: Dell, 1979. (D, L)
Palmer, P. J. The courage to Teoch. san Fra ncisco: Jossey-Bass, 1998. (L)
Pfeiffer, J. W. The Entyclopedio of Group Activities. San Diego: University Associates, rs8e. (D)
Richards, R. G. |-F-A-R-NTucson, Ariz.: Zephyr Press, 1993 (D, L)
Rose, c. Accelerated Leorning in the 21st century. New york: Delacorte press, 1997. (D, L)
Scannell, E. E., and Newstrom, J. W. More Games Trainers P/oy. New york: McGraw-Hill, 1983.(D)
scannell, E. E., and Newstrom, J.w. stitt More Games Trainers p/oy. New york: McGraw-Hill, 1991. (D)
Senge, P.M.The Fifth Discipline. New york: Doubleday, 1990. (D, L)
Senge, P., and others. The Fifth Disciptine Fietdbook: Strotegies and Tools for Building a Learning organization New york: currency/Doubleday, 1994. (D, L)
Sylwester, R. A celebration of Neurons. Alexandria, Va.: Association for supervision and Curricu-lum Development, 1995. (L)
Thiagarajan, s. Framegomes by Thiagi. Bloomington, rnd.: workshops by Thiagi, 1992. (D)
Thiagarajan, s. Games by Thiagi. (series.). Bloomington, rnd.: workshops by Thiagi, 1994, 1995. (D)
Treaty, M., and wiersema, EThe Disciptine of Market Leaders. Reading, Mass. Perseus Press, 1997.(L)
Toll, C. "creating Environments for successful Learning.,, ln Mindshift connectian: Learning Environments. Tucson, Ariz.: Zephyr press, 1998.
Vaill, P. B. Learning os a way of Being. san Francisco: Jossey-Bass, 1996. ([-)
Von oech, R. A Kick in the Seat of the pants. New york: Harpercolrins, 1986. (D)
Von oech, R. creative whack pack. stamford, conn.: U.s. Game systems, 1990. (D)
Yon oech, R. A whock on the side of the Heod. New york: Time warner Books, 1990. (D)

No comments:

Post a Comment